Sabtu, 08 Juni 2013

TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK

1. Teori Kepribadian Abraham Maslow


Maslow dilahirkan pada tahun 1908 di brooklyn, New york. Dia anak sulung dari tujuh bersaudara. Pada waktu maslow berusia 14 tahun, orang tuanya bermigrasi dari rusia menuju amerika serikat. Dalam perjalanan hidupnya, Maslow berkembang dalam keluarga yang kurang menyenangkan. Dia merasa tidak bahagia dan terisolasi, karena orang tuanya tidak memberikan kasih sayang, ayahnya bersikap dingin dan tidak akra, dan sering tidak ada di rumah dalam waktu yang cukup lama. Ibunya seorang yang sangat percaya tahyul, yang sering menghukum Maslow gara-gara masalah kecil saja. Dia membenci, dan lebih mencintai saudaranya daripada mencintai maslow.
Pada suatu hari maslow membawa dua anak kucing yang tersesat, ibunya membunuh kedua kucing tersebut, kemudian ibunya menampar dan membenturkan kepala maslow ke tembok. Perlakuan ibuya kepaa maslow memberikan dampak yang serius bagi dirinya, tidak hanya dalam kehidupan emosionalnya, tetapi juga pada pekerjaanya dalam psikologi.
Dalam suatu tulisanya, maslow mengumukakan keyakian yang penuh filsafat hidupnya, seluruh perumusan dan teorinya berakar dari kebencian untuk melawan terhadap segalasesuatu yang telah dilakukan ibunya. Sejak kecil, maslow merasa berbeda dengan orang lain. Dia merasa malu karena memiliki badan  yang kurus  dan hidung yang besar. Pada usia remaja, dia merasakan rendah diri yang sangat dalam(inferiority complex). Dia mencoba untuk mengkompensasinya dengan beruaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pengakuan, penerimaan, dan penghargaan dalam bidang atletik, namun tidak ada hasil. Dia kembali bersahabat dengan buku.
Sejak kecil dan remaja, maslow sudah senang membaca. Pagi-pagi dia pergi ke perpustakaan yang dekat dari rumahnya untuk meminjam buku. Apabila berangkat sekolah dia pergi satu jam sebelum masuk kelas. Selama satu jam tersebut dia pergunakn untuk membaca buuku  yang dia pinjam dari perpustakaan. Maslow melanjutkan studi ke universitas cornel, kemudian ke niversitas wisconsin bersama sepupuya, Bertha dalam bidang psikologi. Pada usia 20 tahun dia menikah dengan bertha(berusia 19 tahun). Pernikahan ini membawa kebahagiaan baginya, karena dia memiliki perasaan berharga dan bermakna dalam hidupnya, yang sebelumnya tidak dimilikinya.
Di Wisconsin, dia terkesan sekali dengn psikologi behavioristik dari John B. Watson, seorang penganjur revolusioner untuk menjadikan psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang perilaku(science of behavior). Seperti halnya ba yak orang pada tahun 1930-an, maslow berpendapatbahwa behavioristik dapat memecahkan berbagai masalah. Dia menerima pelatihan dalam psikologi eksperimen, bekerja bersama harry harlow dalam  monyet.
Disamping itu, maslow juga mempelajarikarya freud, psikologi gestalt, filsafat, alfred north whiteheaad, dari henry bergson. Maslow mwnerima gelar Ph.D dari universitas wisconsin pada tahun 1934. Dia kemudian pindah ke new york dan menjadi postdoctoral fellowship yang berada dibawah tanggung jawab E.L. Thorndike, di universitas columbia.
Kemudian dia menjadi pengajar di brooklyn college sampai tahun 1951. Pada saat bekerja dengan Thorndike, dia mengikuti tes kecerdasan dan bakat skolastik. Thorndike mengatakan padanya, bahwa IQ-nya sangat tinggi yaiu 195, masuk kelompok jenius.
Selama mengajar di new york, dia berkesempatan berteman dengan Erich Fromm, karen horney, max wertheimer(ahli psikologi gestalt), alfred adler, dan ruth benedict(antropolog amerika). Kekaguman pada benedict dan wertheimer mendorong dia untuk meneliti “self-actualization” dan merumuskan kepribadianya.
Sejak tahun 1951 sampai 1959 dia mengajar di universitas brandeis di waltham massachussets. Kemudian dia pindah ke calivornia untuk memperdalam filsafat politik ekonomi, dan etika, yang semuanya itu memperkaya teorinya, psikologi humanistik. Di akhir kehupanya, dia menjadi salah seorng ahli psikologi yang populer. Dia menerima penghargaan dari berbagai pihak, dan pada tahun 1967 dia terpilih sebagai Presiden Asosiasi Psikologi Amerika.





A.    Hirarki kebutuhan


Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu sususan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus di penuhi sebelum kebutuhan dasar lainya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinkif yang mengaktifkan atau mengarahkan prilaku manusia . Yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan terebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskan . Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.

1.      Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat , potensional, dan prioritas ; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah.
2.      Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang kehidupan manusia. kebutuhan fisiolois (biologis) dan rasa aman muncul pada usia anak, kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan aktualisasi diri muncul pada usia dewasa .
3.      Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat di abaikan .
4.      Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival, namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan kepuasan yang diperoleh dari kebutuhan yang lebih tinggi itu dapat meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis
5.      Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis . Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang ,bahagia dan perasaan bermakna
6.      Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik (sosial, ekonomi dan politik) daripada pemuasan kebutuhan yang lebih rendah. 




1) Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman ,seks ,istirahat (tidur), dan oksigen. Maslow mengemukakan bahwa manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan yang sempurna, kecuali untuk sesuatu yang terbatas. Apabila suatu hasrat itu telah terpuaskan, maka hasrat lain muncul sebagai penggantinya.

2) Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak remaja maupun dewasa. Pada anak kebutuhan akan rasa aman ini nampak dengan jelas, sebab mereka suka mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan anak akan rasa aman ini terpenuhi maka perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberikan kebebasan untuk berekspresi . Namun pemberian kebebasan untuk berekspresi perlu bimbingan dari orang tua, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar.


3)Kebutuhan Pengakuan dan Kasih Sayang
Apabila kebutuhan fisiolagis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka individu mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan disayangi atau di cintai. Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang lebih luas.
Kebutuhan akan kasih sayang, atau mencintai dan dicintai dapat dipuaskan melalui kebutuhan tang akrab dengan orang lain. Maslow membedakan antara cinta dengan seks, meskipun diakuinya bahwa seks merupakan salah satu cara pernyataan kebutuhan cinta . Dia sependapat dengan rumusan cinta dari rogers yaitu: keadaan dimengarti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati.

4) Kebutuhan Penghargaan
Jika seseorang telah merasa dicintai atau diakui maka orang itu akan mengembangkan kebutuhan perasaan berharga. Kebutuhan ini meliputi dua kategori, yaitu : (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kompetensi, kecukupan, prestasi, dan kebebasan . (b) penghargaan dari orang lain meliputi pengakuan, perhatian , prestise , respek dan kedudukan (status). Memperoleh kepuasan dari kebutuhan ini memungkinkan individu memiliki rasa percaya diri akan kemampuan dan penampilannya, menjadi lebih kompetem, dan produktif dalam semua aspek kehidupan.

5) kebutuhan kognitif
Secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu (memperoleh pengetahuan, atau pemahan tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak lahir usia bayi dan awal masa kanak, yang diekspresikan sebagai rasa ingin tahunya dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri maupun lingkunganya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut maslow , rasa ingin tau ini merupakan ciri mental yang sehat. Kebutuhan kognitif ini diekspresikan sebagai kebutuhan untuk mengalami, menganalisis, mengevaluasi , menjelaskan , mencari sesuatu atau suasana baru dan meneliti.

6.  Kebutuhan Estetika
Kebutuhan estetika ( order and beauty) merupakan ciri manusia yang sehat mentalnya. Melalui kebutuhan inilah manusia dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni (lukis,rupa,grafis, dan patung) arsitektur,tata busana, dan tata rias. Disamping itu orang yang sehat mentalnya ditandai dengan kebutuhan keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap aspek kekekhidupannya. Orang yang kuat sehat mentalnya, atau sedang mengalami gangguan emosional , dan stres biasanya kurang memperhatikan kebersihan, dan kurang apresiatif terhadap keteraturan dan keindahan.


7. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu, perkembangan atau perwujudan potensi dan kapasitas secara penuh. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi itu. Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan aktualisasinya diri tak terpenuhi, tidak emngembangkan atau tidak mampu menggunakan kemampuan bawaanya secara penuh, maka seseorang akan mengalami kegelisahan, ketidak senangan, atau frustasi.
·         Kriteria untuk Aktualisasi  Diri
Kriteria apakah yang dimiliki oleh orang-orang yang mengaktualisasi diri? Pertama, mereka bebas dari psikopatologi ataupenyakit psikologis. Mereka tidak mengalami neurosisataupum psikosis ataupun mempunyai kecendurungan terhadap gangguan-gangguan psikologis.Hal ini merupakan kriteria negatif yang penting karena beberapa individu yang neurotik dan psikotik mempunyai beberapa kesamaan dengan orang-orang yang mengaktualisasi diri: yaitu, karakteristik seperti kepekaaan akan kenyataan yang tinggi,pengalaman-pengalaman mistis, kreativitas, dan pemisahan diri dari orng lain. Maslow mengeluarkan orang-orang yang menunjukan tanda-tanda yang jelas adanya psikopatologidari daftar orang-orang yang berpotensi mengaktualisasi diri namun tetap memasukan orang-orang yang mengalami penyakit psikosomatis dalam daftar.
            Kedua, orang-orang yang mengaktualisasi diri ini telah menjalani hierarki kebutuhan dan oleh karena itu mereka mereka hidup dengan level kecukupan yang tinggi dan tidak mengalami ancaman terhadap keamanan mereka. Selain itu, mereka mendapatkan cinta dan mempunyai rasa penghargaan diri yang kuat. Oleh karena kebutuhan level rendah mereka telah terpenuhi, orang-orang yang telah mengaktualisasi diri lebih bisa menerima apabila kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, bahkan jika mengahadapi kritik dan caci-maki. Mereka mampu mencintai bermacam-macam orang, tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk mencintai semua orang.
            Kriteria ketiga, mengenai aktualisasi diri yang diungkapakan Maslow adalah bahwa orang-orang tersebut menjunjung nilai-nilai B. Orang-orang yang mengaktualisasi diri dalam daftarnya merasa nyaman dengan dan bahkan menuntut kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanaan kejenakan, dan masing-masing dari nilai B lainnya yang akan kita bahas nanti.
            Kriteria terakhir untu mencapai aktualisasi diri adalah “mengunakan seluruh bakat, kemampuan, potensi, dan lainnya” (Maslow, 1970, hlm. 150).Dengan kata lain, individu-individu yang mengaktualisasi diri dalam daftarnya memenuhi kebutuhan mereka untuk tumbuh, berkembang, dan semakin menjadi apa yang mereka bisa.

B.  Kepribadian yang Sehat
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actualizing-person). Teori motivasi bagi self-actualizing-person yaitu dengan nama metamotivation, meta-needs, B-motiva-tion, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya tidak termptivasi untuk mengejar sesuatu (tujuan) yang jhusus, mereduksi ketegangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi ketegangan melalui bermacam-macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam keadaan menjadi yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh.
Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya, dia namai D-motivation atau Deficiency. Tipe motivasi ini cenderung mengejar hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dirinya. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus  untuk tujuan yang khusus menghasilkan motivasi untuk memperoleh sesuatu yang dirasakannya kurang. Motif ini tidak hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta kasih, dan penghargaan.
Terkait dengan metaneeds, Maslow mengatkan bahwa kegagalan dalam memuaskannya akan berdampak kurang baik bagi individu, sebab dapat menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan metapatolgi yang dapat merinttangi perkembangannya. Metapatologi melintangi self-actualizing untuk mengekspreikan, menggunakan, memenuhi potensinya, merasa tidak berdaya, depresi. Individu tidak mampu mengidentifikasikan sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk mengatasinya.

Ciri-ciri Metaneeds dan metapatologi:
Metaneeds
Metapatologi
1.      Sikap percaya
Tidak percaya, sinis, dam skeptis
2.      Bijak dan baik
Benci dan memuakkan
3.      Indah (estettis)
Vulgar dan mati rasa
4.      Kesatuan (menyeluruh)
Disintegrasi
5.      Enerjik dan optimis
Kehilangan semangat hidup, pasif, dan pesimis
6.      Pasti
Kacau, dan tiak dapat diprediksi
7.      Lengkap
Tidak lengkap dan tidak tuntas
8.      adil dan altruis
Suka marah-maraj, tidak adil dan egois
9.      berani
Rasa tidak aman dan memerlukan bantuan
10.  sederhana (simple)
Sangat kompleks dan membingungkan
11.  bertanggung jawab
Tidak bertanggung jawab
12.  penuh makna
Tidak tahu makna kehidupan, kehilangan harapan dan putus asa.

Mengenai self-actualizing person, atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan ciri-cirinya sebagai berikut:
1)      Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.
2)      Menerima dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
3)      Bersikap spontan, sederhana, alami, jujur, dan terbuka.
4)      Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah yang dialami orang lain.
5)      Bersikap mandiri atau independen.
6)      Memiliki apresiasi yang segar terhadap lingkungan sekitar.
7)      Mencapai puncak pengalaman yaitu suatu keadaan seseorang yang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman cenderung bersifat mistik atau keagamaan.
8)      Memiliki minat sosial : simpati, empati dan altruis.
9)      Sangat senang menajalin hubungan interpersonal dengan orang lain.
10)  Bersikap demokratis (toleran, tidak realis, dan terbuka).
11)  Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka, dan tidak takut salah).
Pada hakikatnya Maslow berpendapat manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Kepribadian dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.
Self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang dilakukan oleh sekolah yaitu :
a)      Membantu siswa menemukan identitas diri.
b)      Membantu siswa mengeksplorasi pekerjaan.
c)      Membantu siswa memahami keterbatasan (nasib) dirinya.
d)     Membantu siswa memperoleh pemahaman tentang nilai-nilai.
e)      Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga.
f)       Mendorong siswa mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya.
g)      Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, berharga, diakui)

2. Kritik terhadap Teori Humanistik
Terdapat beberapa kritik tentang kelemahan pendekatan humanistik mengenai kepribadian, antara lain :
v  Poor testability, teorinya sulit diuji (diukur) secara ilmiah, seperti konsep perkembangan manusia dan self-actualization.
v  Unrealistik view of human nature. Humanistik terlalu optimis dalam mengasumsikan tentang hakikat manusia. Kurang realistik dalam mendeskripsikan ciri-ciri self-actualizing terlalu sempurna
v  Inaquate evidence, bukti-bukti yang tidak tepat.

3. Implikasi Teori Kepribadian Humanistik Terhadap Bimbingan Dan Konseling.
a.      Tujuan Bimbingan dan Konseling.
Tujuan utama BK adalah the fully  functioning (mature) person atau the self-actualizing (psychologi cally healthy) person. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling tersebut dirinci sebagai berikut.
1.      Bersikap terbuka terhadap pengalaman dan dapat mempersepsinya secara realistik.
2.      Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
3.      Bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4.      Mau menghargai diri sendiri dan orang lain.
5.      Menerima orang lain sebagai individu yang unik.
6.      Bersikap rasional dan tidak defensive.
7.      Bersikap demokratis.
8.      Senang menjalin hubungan interpersonal.
b.      Peran Konselor
Buhler dan Allen (Gerald Corey: 1988) menjelaskan bahwa  konselor humanistik sebagai berikut :
1.      Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
2.      Menyadari tanggung jawabnya sebagai konselor.
3.      Mengakui sifat timbal balik dari hubungan bimbingan dan konseling.
4.      Berorientasi pada perkembangan.
5.      Menekankan keharusan konselor terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang utuh.
6.      Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien/konseli.
7.      Memandang dirinya sebagai model, konselor dengan   gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia dapat secara implisit menunjukan kepada konseli potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
8.      Mengakui kebebasan konseli untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan dan nilainya sendiri.

9.      Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien .